Banyuwangi || Transisinews – Jabatan seorang Sekretaris yang diemban oleh Sengkuni pada PT. Pasukan Jembuk – Jembuk milik Anas Pengusaha Angkot membuat dirinya tidak bisa kontrol dan mengendalikan nafsu birahi pada kekuasaan, tahta dan wanita.
Perlu kita ingat bahwa sosok Sengkuni selain pemakai magadon dan sejenisnya atau bisa dikata obat yang dilarang, dirinya merupakan pujangga yang sering menaklukan hati wanita dibawah kendali wilayah kekuasaanya.
Sebut saja Ira ( nama yang disamarkan ). Ira adalah sosok pegawai dibawah naungan kendali si Sengkuni. Ia menggeluti di bidang kesehatan di Perusahaan PT. Pasukan Jembuk – Jembuk.
Ira sudah memiliki suami dan anak 2. Dengan paras yang lumayan menggoda ditambah ia memiliki mobil mewah berwarna putih semakin menarik hasrat birahi si Sengkuni.
Tak lepas dari dugaan, Sengkuni dan Ira pun menjalani hubungan terlarang tersebut dengan cara sembunyi – sembunyi. Hal tersebut diperkuat dengan keterangan se kantor Ira sebut saja Inem.
Inem membenarkan bahwa Ira menjadi simpanan Sengkuni sudah lumayan lama. Kehidupan Ira pun sangat berubah drastis dari segi perekonomian. Misalkan barang yang dibeli semua barang mewah atau mahal. Mulai dari tas, dompet, baju, sepatu dan masih banyak yang lain.
Pantaskah menjadi percontohan seorang Sekretaris di perusahaan besar melakukan hubungan gelap dengan wanita yang sudah memiliki suami? Penilaian ada di diri kita masing – masing.
Sengkuni adalah pemakai magadon, selingkuh dengan istri orang, dan banyak over lapping pada rekan sejawat di perusahaan. Lalu, layak kah ia dipertahankan oleh pucuk pimpinan yakni Anas Pengusaha Angkot?
Pesan dari sekelumit fiksi yang ditulis oleh penulis yaitu jabatan sebagai Sekretaris harus diemban oleh orang yang bertanggung jawab baik secara kinerja maupun moral.
Rilis : Veri Kurniawan ( Ketua FOSKAPDA )
Publisher : semar