Warga Binaan Lapas Banyuwangi Dibekali Cara Membangun Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah

admin

Banyuwangi || Transisinews – Puluhan warga binaan Lapas Banyuwangi dibekali cara membangum keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyuwangi, Rabu (14/12).

Kegiatan yang digelar di Aula Sahardjo itu merupakan salah satu agenda mahasiswa magang profesi dari Fakultas Dakwah Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Universitas Ibrahimy Situbondo.

“Kegiatan ini merupakan gagasan dari adek-adek mahasiswi Universitas Ibrahimy yang saat ini sedang melaksanakan magang di Lapas Banyuwangi sebagai salah satu pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Kalapas Banyuwangi Wahyu Indarto melalui Kasi Bimnadik Wahyu Tetuka.

Materi mengenai cara membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah itu disampaikan oleh Penyuluh Kemenag Banyuwangi Syamsul Huda.

Wahyu menjelaskan bahwa materi yang diberikan tersebut bertujuan agar warga binaan setelah dinyataan bebas dari masa pidananya tetap dapat membangun keluarga yang penuh dengan kebahagiaan dan sesuai dengan pandangan agama.

“Bagi yang sudah berkeluarga diharapkan dapat mempertahankan keharmonisan keluarganya, dan bagi yang belum bisa dijadikan bekal yang bisa digunakan kelak ketika sudah berkeluarga,” ucap Wahyu.

Lebih lanjut Wahyu menyebutkan bahwa tidak sedikit warga binaan yang kurang memiliki rasa percaya diri pada saat kembali ke tengah-tengah keluarganya. Sehingga dalam kegiatan tersebut juga diberikan penguatan mental yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri warga binaan.

“Tentu hal ini menjadi materi yang sangat penting dalam menyiapkan para warga binaan untuk kembali ke lingkungan masyarakat, termasuk keluarganya,” imbuhnya.

Sementara itu, Penyuluh Kemenag Banyuwangi Syamsul Huda dalam materinya menyampaikan bahwa warga binaan harus memiliki mental yang kuat dan bertekad untuk terus membina rumah tangga yang sesuai dengan syariat agama.

“Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menyesali kesalahan yang telah diperbuat dan fokus pada kebahagiaan keluarga, serta menjalankan kehidupan sesuai dengan ketentuan agama,” tukas Syamsul. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *