Opini  

Sengkuni Cantrik Kesayangan Anas Juragan Angkot, Si Rohman Ditelan Bumi

admin

Banyuwangi || Transisinews – Baik para pembaca setia alur cerita fiksi ” Anas Juragan Angkot” dan watak si Sengkuni cantrik ( pelayan ) kesayangan juragan. Kini penulis akan menyajikan kisah Sengkuni sang sekretaris cantrik kesayangan dan si Rohman yang nama dan kisahnya hilang ditelan bumi.

Tidak pernah habis materi berbicara tentang Sengkuni sang sekretaris ” Anas Juragan Angkot ” di PT. Pasukan Jembuk – Jembuk. Perlu diingat kembali bahwa si Sengkuni pernah memiliki orang handal bernama si Rohman yang tidak lain sebagai pegawai dalam kendali Sengkuni.

Sengkuni pernah diisukan tersandung persoalan Biaya Perolehan Hasil Laba ( BPHL ) perusahaan PT. Pasukan Jembuk – Jembuk dengan dibantu oleh si Rohman. Namun persoalan itu kini lenyap bagai air meresap ke bumi.

Tidak lepas dari persoalan itu, sang Anas Juragan Angkot pun mengucap, kenapa harus Sengkuni yang tertimpa masalah, kenapa tidak yang lain saja karena Sengkuni adalah Sekretaris kesayangan saya.

Sekilas percakapan Anas Juragan Angkot bersama Sekretaris bernama Unyil.

Anas Juragan Angkot : Mas Unyil, bagaimana perkembangan persoalan yang menimpa Sengkuni?

Unyil: Siap juragan, beliau tersandung persoalan Perolehan Hasil Laba ( BPHL ) perusahaan PT. Pasukan Jembuk – Jembuk milik juragan.

Anas Juragan Angkot : Lekas selesaikan persoalan itu mas Unyil. Saya tidak mau terjadi apa – apa di Sengkuni. Segera urus butuh uang berapa langsung bilang saja biar tidak meluas kemana – mana. Lalu siapa saja yang terlibat?

Unyil : Sengkuni dibantu dengan Si Rohman juragan.

Anas Juragan Angkot : Lekas selesaikan mas, lalu si Rohman segera beri uang dan suruh pergi jauh – jauh dari Negeri Dongeng ini.

Unyil : Siap juragan.

Lalu persoalan pun hilang tidak muncul kembali. Kemana si Rohman, seperti apa persoalan yang dilakukan Sengkuni tidak jelas ujungnya.

Kini Sengkuni pun pergi keluar Negeri untuk sementara. Sengkuni juga memetakan untuk rotasi jabatan pada perusahaan PT. Pasukan Jembuk – Jembuk di tahun 2022 ini.

Pesan dari tulisan fiksi ini adalah prestasi dalam dunia kerja jangan dengan memiliki watak licik, namun tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk membesarkan tempat naungan kita bekerja.

Faktanya, banyak posisi jabatan diisi oleh orang – orang yang tidak berkompeten dalam bidangnya namun diisi oleh orang yang mahir bermain kata dan bersifat Sengkuni.

Semua cerita ini hanya fiksi belaka. Mohon maaf jika ada kesamaan kata dan peristiwa.

( Ketua FOSKAPDA/Semar )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *