Banyuwangi || Transisinews – Saat diri ingin melacurkan diri, namun hati dan pikiran beriringan mengingatkan bahwa hal tersebut tidaklah baik. Melacur dalam cerita ini bukanlah menjual diri dalam konteks seks, namun menjual diri dalam pemikiran dan pergerakan dalam organisasi maupun kelompok.
Tidak sedikit pergerakan yang dilakukan oleh kelompok memiliki tujuan yang menguntungkan beberapa orang, bahkan orang yang tidak ikut dalam sebuah pergerakan pun memetik hasilnya terlebih dahulu.
Layaknya film anak – anak yang berjudul Syifa. Sosok Syifa dalam filmnya sering menguak kejahatan yang ada, namun dirinya sering dianggap tidak pantas atau tidak layak atas prestasinya karena masih anak muda.
Tidak sedikit yang klaim keberhasilan kinerja Syifa, padahal ia hanya ibarat tumbuhan benalu yang menjalar dan mengakar di mana – mana dengan mengatasnamakan kebenaran dan pahlawan.
Namun itulah faktanya, di Kerajaan Negeri Dongeng versi penulis ini, banyak watak – watak Sengkuni yang lebih dipercaya dan meyakinkan para punggawa Kerajaan Negeri Dongeng.
Suatu ketika ada percakapan antara golongan penjilat sebut saja si Jai dan Patih dari Kerajaan. Berikut percakapannya:
Jai : Patih ijin melapor, akan ada pergerakan penduduk sekitar 100 orang menuju istana
Patih : Kaitan dengan apa mereka mau ke istana Jai? Tolong tahan mereka agar tidak melakukan hal itu karena bisa tercoreng nama kerajaan Negeri Dongeng ini.
Jai : Sendiko dawuh Patih. Tapi Patih, ada syaratnya saya bersama gerombolan ini bekerja.
Patih : Apa syarat itu Jai?
Jai. : Berikan saya pekerjaan menggarap lahan sebanyak 10 hektar dan uang muka dulu berupa emas kepingan.
Patih : Baik saya sepakat. Kerjakan tugasmu dengan baik.
Kesepakatan antara Patih dan Jai pun tak terhindarkan. Lalu Jai mulai beraksi ke sana kemari untuk menggembosi langkah penduduk.
Tak luput beberapa masyarakat yang tergabung pun dihubungi untuk digembosi dan negosiasi. Namun hal itu tak berhasil dilakukan oleh Jai karena barisan orang yang ia masuki bukan orang – orang yang suka ” Melacurkan ” pergerakan dan kelompok.
Akhir dari cerita, Jai pun gagal Patih rugi besar karena sudah mengeluarkan emas kepingan diawal sebagai uang muka.
Cerita ini hanya Fiksi. Mohon maaf jika ada kesamaan nama dan alur cerita.
Publisher : Semar
Penulis : Veri Kurniawan